Cinta dan Curiga
Pipin berpikir keras, keningnya berkerut, matanya tertutup. Dia berusaha menebak, apa kira-kira password email Bano, kekasihnya. "Duuuh…kalo gue jadi dia, apa yah kira-kira password gue?” Dia mulai mencoba mengetik,
Yahoo! ID : inibano
Password : 270579 (tanggal lahir Bano)
Invalid ID or password.
Please try again.
Well, ehm...coba lagi. Konsentrasi...konsentrasi...
Yahoo! ID : inibano
Password: B171LO (nomer polisi mobil Bano)
Invalid ID or password.
Please try again.
“Oh my God!” tiba-tiba Pipin sadar. “What’s wrong with me? Kok gue jadi curigation gini sih? Ga boleh, gue bukan tipe orang yang comel pengen tau urusan orang, meski orang itu cowok gue sendiri! Gue percaya Bano ga macem-macem!” Sambil memegang jidatnya, Pipin memencet tanda 'X' di sudut kanan atas komputer, menutup Yahoo! Mail. Lalu men-shut down komputer, dan berbaring di sofa kamarnya.
---
Merayakan 3 tahun hari jadi mereka, Pipin dan Bano dinner di sebuah café. Ketika Bano ke kamar kecil, tiba-tiba hp Bano yang tertinggal di meja, berbunyi. Pipin melihat nama yang muncul di layar “Sheila”. Kontan jantung Pipin deg-degan, tangannya dingin meraih handphone itu dan memencet tombol ‘answer’, menempelkannya di telinganya. “Hai, honey!” suara sexy seorang cewek dari seberang telpon. Tanpa menunggu jawaban dari penerima telepon, cewek seberang langsung aja nyerocos, ”kamu pasti belum baca emailku deh..!Uh, sebel…kemaren aku tungguin kamu buat chat, seharian ga online! Kemana aja sih…? Pasti lagi dijagain herder-nya deh! Hon? Kok diem aja? Halloouuuww….”
KLIK.
Dengan perasaan campur aduk, Pipin mematikan handphone itu. Otaknya berpikir keras, siapa Sheila? Kok manggil Bano “honey” segala? Apa hubungan dia ama Bano? Temen kerja? Temen main? Kok Bano ga pernah cerita kalo punya temen bernama Sheila? Chatting? E-mail? Herder? Perasaan Bano gak melihara anjing deh! Trus apa dong maksudnya herder? Gue? Grhh..!! Damn! Hati Pipin mulai panas. Tanpa sadar tangannya mengepal kencang, menahan geram dan amarah.
“Yang? Kamu kenapah??”tiba-tiba Bano udah berdiri di depannya. “Kamu sakit yah?”Bano meletakkan tapak tangannya di jidat Pipin. Pipin menarik napas dalam-dalam. “A’, kamu…kamu…” tiba-tiba dunia Pipin berputar.
---
Pipin masih terkulai di sofa, dengan perasaan galau. Mau menanyakan langsung ke Bano, takut akan memicu pertengkaran karena dari dulu Bano paling tidak suka dicurigai. Atau takut menghadapi kenyataan bahwa Bano punya the other woman? Tapi kalau emang Bano punya WIL, kenapa Bano selalu ada disampingnya? Perhatian Bano tidak berubah sedikitpun, malah Pipin merasakan cinta Bano kian hari kian bertambah padanya. Bano makin perhatian, makin sayang.
“Jika seorang pria bersalah pada pasangannya, biasanya mereka akan memberi perhatian yang berlebihan untuk menutupi kesalahannya”.
Pipin membaca artikel “10 tanda pria berselingkuh” di sebuah majalah wanita. Duh, bener ga sih?
Lelah dengan pikiran yang macam-macam, akhirnya Pipin memutuskan untuk melupakan tragedi telpon itu dan mempercayai Bano. Siapapun Sheila, apapun hubungannya dengan Bano, yang penting bagi Pipin Bano menyayanginya, memperhatikannya setiap hari, setiap jam, setiap detik bahkan setiap hembusan nafasnya. Bano selalu mengasihinya, sejak 3 tahun lalu saat mereka jadian sampai saat ini, dan mudah-mudahan hingga tua kelak…
0 Comments:
Post a Comment
<< Home